Teknik dasar pidato


komunikasi verbalTips Public Speaking bagi Pemula: Teknik Dasar Pidato, Berbicara di Depan Orang Banyak.

PUBLIC Speaking adalah berbicara di depan orang banyak (audiens, hadirin) untuk menyampaikan informasi, ajakan, atau menghibur.

Demikian salah satu definisi atau pengertian public speaking sebagaimana dikutip Wikipedia:

Public speaking (also called oratory or oration) is the process or act of performing a speech to a live audience. This type of speech is deliberately structured with three general purposes: to inform, to persuade and to entertain. (Wikipedia)

Public Speaking identik dengan pidato, berbicara di depan umum. Secara bahasa, public speaking artinya pembicaraan publik, yakni berbicara di depan orang banyak.

Public Speaking hakikatnya adalah komunikasi lisan atau komunikasi verbal, yakni berbicara untuk menyampaikan pesan kepada lebih dari satu orang.

Kunci sukses public speaking adalah kejelasan berbicara, penguasaan materi, dan pengenalan audiens.

Dengan ketiga faktor mendasar dalam public speaking tersebut, seorang public speaker dapat menyampaikan pesan yang mudah dipahami dan diterima audiens.

Dasar-Dasar Public Speaking

Berikut ini Dasar-Dasar Public Speaking (Public Speaking: Te Basics) sebagaimana disadur dari laman University of Pittsburgh.

Teknik dasar pidato atau public speaking menyangkut tiga hal mendasar: audiens, acara, tujuan.

Komunikasi, lisan dan tulisan, selalu menekankan pentingnya memperhatikan audiens.

Kita harus berbicara dan menulis sesuai dengan kondisi audiens –tingkat pendidikan, status sosial, usia, latar belakang budaya, kepentingan, ketertarikan (minat).

Public speaking berlangsung dalam satu kesempatan dengan audiens yang hadir, berkumpul, dalam acara atau tempat yang sama.

Sebelum tampil di mimbar, seorang pembicara harus mengenali audiensnya. Pengenalan hadirin ini penting untuk menentukan tema, pilihan kata, istilah, bahkan gaya bicara.

Public Speaker juga harus menyadari di acara apa ia berbicara: pelatihan, pernikahan, perayaan ulang tahun, peresmian, acara formal, dll.

Dengan menyadari momentum saat berbicara, seorang public speaker bisa menentukan gaya bicara: formal, informal, serius, penuh canda, gaya ngobrol, atau gaya instruktur (trainer).

Pembicara juga harus menyadari tujuan pidatonya: menyampaikan informasi, mengajak, atau menghibur.

Persiapan menjadi kunci sukses public speaking. Siapkan materi pembicaraan, seperti poin utama dan poin penting yang akan disampaikan.

Kontak Mata & Gerakan Tangan

Public speaking juga menyangkut bahasa tubuh (body language) yang ditampilkan saat berbicara.

Bahasa tubuh terpenting adalah kontak mata (eye contact) dan posisi atau gerakan tangan.

Kontak Mata Public Speaking

Pembicara harus mengarahkan pandangan kepada audiens, melihat ke arah hadirin, karena ia sedang berbicara dengan mereka.

Eye Contact = the act of looking directly into one another's eyes.

Public Speaker pemula biasanya bermasalah dengan kontak mata. Ia tidak sanggup menatap hadirin karena grogi, gugup, atau nervous.

Tips: jika tidak berani menatap mata hadirin, maka tataplah ATAS KEPALA mereka!

Posisi tangan juga jadi masalah bagi speaker pemula. Karena gugup, pembicara seringkali menyilangkan tangan di depan "anunya", menyimpan tangan di belakang (seperti "gendong tuyul"), mengusap-usap lengan, bahkan memasukkan tangan ke saku!

Kedua tangan akan bergerak "spontan" jika disimpan di tempat yang tepat, yakni di samping badan saat belum digunakan.

posisi tangan awal

Jadi, awali posisi tangan di samping badan. Bisa juga meniru gaya presenter seperti dalam gambar berikut ini:

posisi-tangan-presenter-tv

Demikian ulasan ringkas tentang teknik dasar pidato atau tips public speaking bagi pemula.

Tips dan cara sampaikan pidato dg baik

Saat berpidato, tentu saja kita harus mampu menarik perhatian para pendengar, salah satunya dengan cara membawakan pidato dengan baik agar para pendengar bisa dengan nyaman menyerap apa yang kita ucapkan. Lalu, bagaimakah cara membaca pidato yang baik itu? Di bawah ini kami telah merangkum beberapa cara menyampaikan pidato dengan baik.

10 Cara Pidato yang Baik

1. Memahami Materi yang Akan Disampaikan Memahami Materi yang Akan Disampaikan * sumber: www.idntimes.com Sebelum membawakan sebuah pidato di depan para penonton, maka kamu harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu materi yang akan kamu sampaikan. Hal ini berguna untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan saat kamu menyampaikan pidato di depan banyak orang. Cara agar kamu dapat memahami materi yang akan kamu bawakan saat berpidato yaitu ketahui terlebih dahulu tema apa yang akan disampaikan. Jika metode pidato yang hendak kamu bawakan adalah teknik membaca dan menghafal, maka latihan di depan cermin harus rutin kamu lakukan agar membuahkan hasil yang maksimal.

2. Membacanya dengan Tenang * sumber: iana89.blogspot.com Saat membacakan pidato di depan para penonton, tak sedikit orang yang merasa gugup. Hal inilah yang akan membuat pidatomu kurang baik. Maka dari itu, jangan tunjukan kegugupanmu pada para pendengar. Bacalah dengan tenang dan terkontrol agar semuanya berjalan dengan lancar agar para pendengar dapat menangkap apa yang kamu sampaikan. Menenangkan diri di hadapan banyak orang bukanlah hal yang mudah, maka dari itu hal tersebut harus sering dilatih untuk meningkatkan kepercayaan diri kamu. Jika kamu menyampaikan pidatomu dengan kondisi yang tenang, maka apa yang kamu sampaikan akan mudah diserap oleh para pendengar.

3. Pakai Ekspresi yang Tepat * sumber: www.bisnishack.com Ekspresi tubuh dan wajah juga diperlukan saat membaca pidato guna mendalami apa yang disampaikan. Ekspresi tubuh dan mimik wajah harus sesuai dengan tema yang dibawakan. Jika pidato tersebut bertema tentang perjuangan, maka mimik wajah dan gerak tubuh juga harus menggambarkan semangat juang agar pidatomu lebih menarik. Ekspresi yang menggambarkan pidato dapat menarik perhatian para pendengar. Berbeda jika ekspresi yang dikeluarkan oleh pembaca pidato tidak menggambarkan materi yang disampaikannya, malah akan membuat para penonton merasa bosan karena pidatomu tidak menarik.

4. Sampaikan dengan Suara yang Lantang Sampaikan dengan Suara yang Lantang * sumber: www.aktual.com Suara yang dikeluarkan saat membaca pidato haruslah lantang. Hal ini dapat menarik perhatian para penonton agar terfokus pada apa yang kamu sampaikan dan dengan mudah menyerapnya. Suara yang lantang juga diperlukan agar semua penonton dapat mendengar apa yang kamu sampaikan. Apalagi ketika sesorang berpidato dalam hal membujuk untuk melakukan sesuatu misalnya berpidato dalam urusan politik, maka suara yang lantang sangatlah diperlukan agar para penonton yakin dan terbujuk untuk melakukan apa yang kamu ucapkan.

5. Perhatikan Ejaan dan Tanda Baca * sumber: www.kata.co.id Memperhatikan ejaan dan tanda baca merupakan hal yang sangat penting saat berpidato. Dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca, maka apa yang kamu sampaikan akan mudah diterima oleh para penonton. Bayangkan jika pidato tanpa memperhatikan ejaan dan tanda baca, bagaimana jadinya? Semua akan berakibat fatal. Jika ejaan dan tanda baca tak diperhatikan, maka bisa jadi apa yang kamu sampaikan akan ambigu dan tidak jelas. Para penonton pun tak akan tertarik lagi terhadap apa yang kamu sampaikan. Maka dari itu, selalu perhatikan ejaan dan tanda baca agar pidatomu dinilai baik oleh para audiens.

6. Sampaikan Tanpa Terburu-buru * sumber: m.merdeka.com Masih berhubungan dengan cara menyampaikan pidato secara tenang, sampaikanlah pidato secara terperinci tanpa terburu-buru. Kuasai dirimu untuk membacanya secara perlahan tapi pasti menuju sasaran yang diinginkan. Dengan membaca pidato secara tenang tanpa terburu-buru maka pidato akan lebih mudah diterima. Bertolak belakang jika penyampaian pidato tanpa terkontrol dan terburu-buru, maka pidato akan sulit dimengerti atau bahkan lebih berkemungkinan besar salah dalam pengucapan kalimat dalam menyampaikan pidato tersebut. Jadi, sampaikanlah pidato dengan tenang tanpa terburu-buru asalkan dapat diterima dengan baik oleh para penonton.

7. Menyapa Audiens Menyapa audiens * sumber: blog.jobs.id Sebelum memulai pidato pada pokok pembicaraan, ada baiknya kamu menyapa para audiens terlebih dahulu dengan sapaan yang ramah. Seperti misalnya mengucapkan selamat pagi atau salam sejahtera dan yang lain sebagainya. Menyapa audiens ini merupakan hal yang penting untuk menarik perhatian sejak awal. Baca Juga: cara membuat Power PointTutorial Cara Membuat Presentasi Power Point yang Menarik Memiliki Etika yang Baik10 Cara Menjadi MC yang Baik Tanpa Harus Merasa Gugup cara presentasi yang baik dan benarTips Serta Trik Cara Presentasi yang Baik dan Benar talkin public8 Tips Lancar Berbicara di Depan Umum Tanpa Gugup Berlebihan Perbaiki Sikap Tubuh10 Cara Mengatasi Grogi Agar Berani Tampil di Depan Umum Dengan menyapa audiens terlebih dahulu dapat menimbulkan kesan yang sangat baik dan berpotensi besar terhadap apa yang akan kamu sampaikan untuk didengarkan. Maka dari itu, sapalah para audiens terlebih dahulu sebagai langkah awal untuk menarik perhatian mereka.

8. Awali dengan Senyuman * sumber: artikelsenyuman.blogspot.com Segala sesuatu yang baik harus diawali dengan yang baik pula. Maka dari itu, awali pidatomu dengan menebarkan senyuman yang tulus pada para audiens. Fungsinya hampir sama dengan menyapa para audiens yaitu untuk menarik perhatian para audiens sejak awal dan menambah kesan yang menyenangkan. Dengan menebar senyuman di awal sebelum memulai pidato akan memperbesar kemungkinan para pendengar untuk menyukai caramu dalam melakukan tahapan-tahapan pidato. Jadi, lakukanlah langkah yang baik sejak awal agar pidatomu dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.

9. Perhatikan Durasi Selesaikan sebelum waktunya Membaca pidato memang harus dengan kondisi tenang dan membacanya secara terperinci tanpa buru-buru. Akan tetapi, durasi waktu harus tetap diperhatikan dalam membaca pidato. Jangan sampai kamu mengabaikannya sehingga terkesan mengorupsi waktu yang telah ditetapkan. Jika kamu mengabaikan durasi waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, hal ini akan berpengaruh terhadap penilaian para audiens karena kurangnya kedisiplinan terhadap penggunaan waktu seefisien mungkin. Jadi, selalu perhatikan waktu agar pidatomu dapat dinilai baik oleh para audiens terutama dalam acara perlombaan membaca pidato.

10. Berdiri Tegak dan Berwibawa * sumber: www.pantau.com Saat membawakan pidato, semua mata terpusat padamu. Maka dari itu, selalu tampilkan yang terbaik di depan audiens salah satunya adalah posisi tubuh. Posisi tubuh saat melakukan pidato haruslah tegak agar terkesan berwibawa. Tidak bungkuk atau tidak menampilkan posisi lainnya yang tak enak dipandang. Itu dia beberapa cara berpidato dengan baik agar apa yang kamu sampaikan mudah diterima oleh para audiens. Bagaimana? Setelah membaca pemaparan di atas, apakah kamu siap memulai berpidato di depan para audiens? Semoga beberapa cara berpidato dengan baik sebagaimana telah kami paparkan di atas dapat kita terapkan dalam berpidato untuk kedepannya

Pengertian pidato dan teknik nya

Pengertian Pidato Ekstemporan

Pidato adalah suatu hal sangat tidak asing lagi bagi kita. Di sekolah maupun di tempat-tempat resmi seperti lembaga, perkantoran, dan bahkan di lingkungan masyarakat sudah sering kita jumpai orang-orang yang berpidato pada acara-acara tertentu. Pada kesempatan kali ini mimin akan membahas mengenai pidato ekstemporan.

Pidato ekstemporan adalah berpidato tanpa menggunakan teks. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara mencatat poin-poin pentingnya saja. Selain yang di catat , semua dilakukakn secara spontanitas. Salah satu yang harus diperhatikan oleh orang yang berpidato secara ekstemporan adalah penampilan.

Penampilan seorang pembicara ketika sedang berpidato menjadi pusat perhatian pendengar. Semua yang ada pada pembicara semuanya diperhatikan, mulai dari pakaian, potongan rambut, sampai caranya berjalan menuju podium. Bahkan cara berdirinya pun tidak luput dari pengamatan pendengar.
Pandangan mata harus dilakukan secara merata menjangkau semua pendengar baik yang di depan maupun yang di belakang, baik yang di sebelah kiri maupun yang di sebelah kanan, pandangan yang merata itu sebaiknya harus disertai dengan senyum ceria yang ikhlas. Gunanya adalah agar semua pendengar merasa diajak bicara.

 

Pengertian Pidato Ekstemporan

Agar kegiatan pidato yang dilakukan menarik hati dan perhatian pendengar, seorang pembicara harus mampu memilih metode pidato yang baik. Berpidato dengan cara Ekstemporan sangat dianjurkan karena sifatnya sangat fleksibel. Pembicara dituntunoleh kerangka yang dibuatnya. Kerangka itu dikembangkan secara langsung dan dilihat saat diperlukan saja. Pembicara juga bebas menyesuaikan dengan reaksi dan situasi pendengar. Kalau kerangka pidato yang dibuat sudah dapat diingat pembicara dapat tampil tanpa membawa secarik kertas. Hal ini tentu lebih baik lagi, karena pembicara lebih knsentrasi meningkatkan kualitas pidatonya agar lebih menarik.

Pidato dengan teknik ekstemporan mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan berpidato dengan teknik ekstemporan
Kelebihannya antara lain:
1. pokok-pokok isi pidato tak ada yang terlupakan;
2. penyampaian isi pidato runtut;
3. kemungkinan salah dan lupa kecil; dan
4. interaksi dengan pendengar sangat komunikaif.
Kelemahannya antara lain:
1. tangan cenderung kurang bebas bergerak karena memegang kertas jika tidak hafal;
2. terkesan kurang siap karena sering melihat catatan jika tidak hafal;
3. pemakaian bahasa kurang baik.
Setiap teknik berpidato mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, setiap orang mungkin berbeda pilihannya dengan yang lain karena sangat bergantung pada kesiapan dan kemahiran dalam mempraktikkannya. Untuk meningkatkan keterampilan berpidato tanpa teks, pada pelajaran ini kamu akan berlatih dengan menggunakan teknik ekstemporan yakni hanya menuliskan garis besar pembicaraan. Perhatikan langkah-langkah berikut.
1. Menentukan Tema
Tentukanlah tema pembicaraan yang akan kamu sampaikan dalam pidato. Tema yang dipilih merupakan masalah yang aktual dan faktual serta mampu menarik perhatian peserta pidato.
2. Mencatat Pokok-pokok Pidato
Catatlah pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan dalam pidato secara runtut, utuh, dan jelas.
3. Menyampaikan Pidato
Sekarang pikirkanlah bagaimana kamu akan menyampaikan pidato! Pikirkan bagaimana kamu akan membuka pembicaraan saat pidato, menyampaikan pidato, dan menutup pembicaraan dalam pidato! Penyampaian pidato hendaknya sistematis serta menggunakan bahasa yang baik dan komunikaif.

Ada beberapa cara yang dapat dipilih untuk membuka pidato, menyampaikan isi pidato, dan menutup pembicaraan dalam pidato. Perhatikan pernyataan

a. Cara membuka pidato
Pembukaan pidato diucapkan setelah pembicara menyampaikan salam dan sapaan kepada pendengar. Yang dilakukan pembicara adalah mengucapkan salam dan menyapa pendengar dengan sapaan yang tulus, ramah, dan bersahabat. Sapaan yang lazim digunakan antara lain: Bapak dan Ibu yang saya hrmati, Saudara-saudara yang saya banggakan atau sapaan-sapaan lainnya. Jumlah yang disapa jangan terlalu banyak. Satu,dua, atau tiga sudah cukup. Kalau terlalu banyak, bisa menimbulkan kebsanan. Apalagi kalau pembicara tampil berpidato pada giliran terakhir, sedangkan pembicara-pembicara sebelumnya sudah menyebutkan sapaan-sapaan yang sama.
Dalam setiap kmunikasioperanan pembuka sangat penting. Lancar tidaknya kmunikasi banyak ditentukanoleh pembuka. Demikian pula dalam berpidato. Pembuka pidato yang jelek dapat menimbulkan kesan permusuhan yang menghambat kelancaran kmunikasi. Sebaliknya, pembuka yang menyenangkan inilah yang mendukung kelancaran berpidato sehingga tujuan pidato mudah dicapai.
Terdapat beberapa kiat membuka pidato, diantaranya dengan menyampaikan hal-hal berikut.
1) Mengucapkan rasa syukur
2) Menceritakan pengalaman
3) Menebar humr
4) Memperkenalkan diri
5) Menyampaikan gambaran umum
6) Menyebutkan fakta pendengar
7) Menyebutkan contoh nyata
8) Menyampaikan kutipan
9) Melibatkan peserta
10) Menunjukan benda peraga

b. Cara menguraikan isi pidato
Pembicara dapat menyampaikan isi pidatonya dengan memerhatikan hal-hal berikut.
1) Tujuan pidato, apakah tujuannya untuk memberitahukan, menghibur, atau mengajak.
2) Suasana dan situasi pidato, resmi atau tidak resmi.
3) Pendekatan yang digunakan, apakah menggunakan pendekatan intelektual, mral, atau emsinal. Jika menggunakan pendekatan intelektual, pembicara harus mengutamakan penalaran.
Berbagai alasan, bukti, dan contoh sangat diperlukan dalam menguraikan isi pidato. Jika menggunakan pendekatan mral, pembicara lebih mengutamakan masalah mral dan keagamaan. Jika menggunakan pendekatan emsinal, pembicara harus lebih mengutamakan emsi dapat menyentuh masalah semangatnya, kebutuhannya, lingkungannya, keramahannya, atau yang lainya, mereka mudah terhanyut dan mudah meNoerima isi pidato.
Berdasarkan uraian di atas, pembicara sangat bijaksana kalau melihat, mengamati, dan menganalisis tujuan, situasi, dan pendekatan yang akan digunakan sebelum berpidato.
C. Cara menutup pidato
Ada tiga kesalahan besar yang sering dilakukan pembicara dalam menutup pidato. Pertama, pembicara tidak tahu persis di mana harus berhenti. Kedua, ada pembicara yang sebenarnya ingin mengakhiri pidatonya, tetapi sulit berhenti deperti kendaraan tanpa rem. Ia berbicara apa saja, berputar-putar tak menentu. Ketiga, kesalahan yang paling besar seakan tak beromanfaat, pembicara menutup pidato dengan mengucapkan kalimat seperti berikut:
"Demikianlah yang bisa saya katakan pada kesempatan ini. Karena apa yang akan saya katakan sudah saya katakan semuanya, maka saya tidak akan memperpanjang lagi pidato saya. Karena itu saya akhiri sekian".Penutupan pidato seperti itu tidak bermakna apa-apa. Cara-cara menutup pidato berikut ini dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan atau situai dan kondisi.
1) Menyingkat atau menyimpulkan.
2) Memuji pendengar.
3) Menyampaikan kalimat-kalimat lucu.
4) Meminta pendengar untuk bertindak.
5) Menyampaikan ungkapan terkenal.
6) Melantunkan pantun.
Pilihlah cara manakah yang akan kamu gunakan untuk membuka, menyampaikan, dan menutup pidato.